Senin, 01 Agustus 2011
Sejarah kelam perjuangan muslim Bosnia
Pada 12 July 1995, untuk pertama kali nya semenjak perang dunia 2, terjadi sebuah pembantaian yang memilukan bagi kaum muslimin di kala itu sampai sampai kejadian tersebut di golongkan sebagai pembunuhan massal terbesar di Eropa semenjak perang dunia 2 dan satu satu nya kasus yang dinyatakan Genosida oleh PBB semenjak pembentukan badan tersebut.
8.373 jiwa korban yang berhasil di ketahui dilaporkan ke ICJ ( International Court of Justice ) Mahkamah Internasional, jumlah tersebut termasuk anak - anak di bawah umur yang kala itu dipandang sebagai calon pemberontak oleh penguasa Serbia. Bahkan jumlah tersebut diperkirakan lebih banyak karena banyak korban yang langsung di kuburkan massal oleh pemerintah Serbia.
Kronologi kejadian nya adalah sebaga berikut:
Pada tahun 1992, peperangan pecah antara Serbia dan Bosnia. Karena kekejaman dan pembersihan etnis yang dilakukan para tentara Serbia, umat Muslim Bosnia harus mengungsi ke kamp-kamp pengungsian. Srebrenica adalah salah satu kamp terbesar dan dinyatakan oleh PBB sebagai zona aman. Kamp itu sendiri dijaga oleh 400 penjaga perdamaian dari Negeri Belanda.
Pada tanggal 6 Juli 1995, pasukan Korps Drina dari tentara Serbia Bosnia mulai menggempur pos-pos tentara Belanda di Srebrenica. Pada tanggal 11 Juli pasukan Serbia memasuki Srebrenica. Anak-anak, wanita dan orang tua berkumpul di Potocari untuk mencari perlindungan dari pasukan Belanda. Pada 12 Juli, pasukan Serbia mulai memisahkan laki-laki berumur 12-77 untuk "diinterogasi". Pada tanggal 13 Juli pembantaian pertama terjadi di gudang dekat desa Kravica. Pasukan Belanda menyerahkan 5000 pengungsi Bosnia kepada pasukan Serbia, untuk ditukarkan dengan 14 tentara Belanda yang ditahan pihak Serbia. Pembantaian terus berlangsung. Pada 16 Juli berita adanya pembantaian mulai tersebar. Tentara Belanda meninggalkan Srebrenica, dan juga meninggalkan persenjataan dan perlengkapan mereka. Selama 5 hari pembantaian ini, 8000 Muslim Bosnia telah terbunuh.
Penggalian korban Genosida pada tahun 1996
Yang paling memilukan dari kejadian tersebut bagi penduduk Indonesia adalah keengganan sang mantan presiden yang kala itu memerintah, Soeharto, untuk mengirim pasukan penjaga perdamaian di bawah bendera PBB hanya karena tidak mau Indonesia dianggap negara Islam oleh dunia. Padahal peran indonesia di kala itu sangatlah di harapkan mengingat Indonesia pada dekade 90 an di anggap negara yang masuk 10 besar negara terkuat di dunia dan sekaligus sebagai negara yang mempunyai penduduk muslim terbanyak di dunia.
Pemakaman massal yang di tandai batu
peringatan nama nama korban
Perang di wilayah semenanjung balkan ini baru berakhir setelah NATO ikut campur dengan menggempur tentara Serbia pada operasi pembebasan dengan target utama pembebasan Bosnia dan infrastruktur yang telah di rebut oleh Serbia. Perang akhirnya selesai setelah komunitas internasional menekan Milošević, Tuđman dan Izetbegović ke meja perundingan, hingga dihasilkan nya perjanjian perdamaian Dayton pada 21 November 1995, versi akhir dari perjanjian ini ditanda tangani di Paris pada 14 Desember 1995, yang menjadi tanda berakhir nya penderitaan umat muslim Bosnia dan etnis Kroasia.
meskipun perang telah selesai namun penangkapan para pelaku Genosida baru dilaksanakan 4 tahun setelah nya dengan ditangkap nya Slobodan Milosevic sang mantan presiden Sebia yang di nyatakan bersalah atas tuduhan kejahatan perang dan yang paling utama kejahatan terhadap kemanusiaan pada 27 mei 1999.
Slobodan milosevic
namun dalang yang sebenar nya dari pembantaian Srebrenica adalah sang Jenderal Ratko Mladic yang di dakwa melakukan pembersihan etnis dengan mengambil tindakan sendiri, akan tetapi sang Jenderal sesaat setelah di tangkap nya mantan presiden Slobodan Milosevic menghilang entah kemana hingga dijadikan buronan dunia.
Tapi seperti kata pepatah, kebaikan akan selalu menang. Mladić akhirnya ditangkap oleh badan keamanan Serbia di Lazarevo, dekat Zrenjanin di wilayah Banat, Provinsi Vojvodina pada tanggal 26 Mei 2011. Penangkapannya dilakukan oleh 2 lusin pasukan khusus dari kepolisian yang menggunakan seragam hitam dan cadar, serta tanpa menggunakan tanda pengenal apapun.
Ratko Mladic
selama di persembunyian, Mladić menggunakan nama samaran Milorad Komadić. dan ia tidak mempunyai janggut atau pengenalan apapun. penampilannnya dilaporkan bahwa menunjukkan kalau Mladić "sudah menua" dan salah satu lengannya lumpuh akibat serangkaian stroke.
Label:
Sejarah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
yuk main sabung ayam
BalasHapusyuk main agen sabung ayam
yuk main judi sabung ayam online
yuk main bolavita
yuk main asianbookie
BANDAR Taruhan Online Terpercaya BOLAVITA
1. agenpialadunia2018-blog.logdown.com
You can check my good site :
BalasHapusagen bola sbobet
agen bola terbaik dan terpercaya
agen bola
thank you